Kevin Alan Milne

Seperti halnya kebanyakan orangtua, London—Ayahku—selalu berharap bahwa keinginannya suatu saat akan menjadi keinginanku juga

dan ketika akhirnya aku memukul benda sialan itu (bola, bukan kepalaku), hanya Tuhan yang tahu kemana bola itu pergi, dan aku yakin Tuhan juga cuma bisa menebak.

Akhirnya, Ayahku terpaksa mengakui bahwa anak lelakinya tak akan pernah berhasil untuk sukses, dan fakta itu menanamkan bilah tajam pada hubungan kami yang sudah penuh ketegangan.

Ayahku, Os wald “London” Witte.

Aku adalah Augusta Witte, namaku berasal dari padang golf Augusta National, tempat penyelenggaraan turnamen Masters yang terkenal

ketika aku berpikir bahwa aku akan mewariskan kekuranganku, dan juga kenyataan bahwa aku akan bertanggung jawab penuh untuk mengurusi perkembangan serta kebaikan orang lain, hal ini membuatku takut.

Aku telah tumbuh tanpa kehadiran seorang ibu dan Ayahku tak bisa merawat diriku, jadi bagaimana bisa aku berharap untuk menjadi orangtua yang baik?

tee box adalah daerah datar di padang golf yang menjadi tempat untuk melakukan pukulan awal.

Erin terus berdoa setiap hari dengan lantang dan jelas. Sesekali ia mengintip untuk memastikan bahwa aku turut mendengarkannya.

Tapi, tampaknya Tuhan lebih menyukai doa Erin (atau mungkin juga Tuhan ingin menghukumku karena doaku yang demikian).