id
Books
Has Chamidi

Pesantren Undercover

Pesantren“Annur”Alaswangi merupakan sebuah pesantren tradisional sebagaimana pesantren umumnya di Indonesia. Pesantren ini relative sudah maju dan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Bahkan tengah direncanakan pengembangannya di Waluyorejo. Pengasuh pesantren ini adalah Kyai Zen. Beliau memiliki seorang istri, Nyai Salamah, dan dua orang anak kandung — Gus Nurdan Ning Fat— serta seorang kemenakan bernama Gus Ba. Gus Ba seorang kemenakan yang lola sebatangkara. Gus Ba anak Nyai Hasanah, adik kandung Kyai Zen, yang bersuamikan Kyai Amin. Keduanya Nyai Hasanah dan Kyai Amin meninggal
saat Gus Ba berusia balita. Namun, sebelum meninggal dunia, mereka telah menjodohkan Gus Ba dengan Jasmin. Jasmin adalah anak kandung Busyro dan Nuriyah. Busyro adalah teman sepondok Kyai Amin. Perjodohan anak balita teman sepondok itu ditandai dengan sepasang kalung emas berbandulkan inisial huruf B dan J. Badalah Bahaudin alias Gus Badan J adalah Jasmin. Manusia boleh membuat rencana, namun Allah adalah Dzat Pemilik Segala Rencana. Kyai Amin, Nyai Hasanah, dan Jasmin meninggal dunia. Beruntung sebelum Busyro meninggal, ia mempunyai anak perempuan lagi yang diberi nama Jamilah.
Dan dari Jamilah inilah, setelah puluhan tahun, Nuriyah–istri Busyro— berikhtiar untuk menyambung kembali perjodohan itu. Nuriyah pun meminta Jamilah pergike Alaswangi berbekal alamat tantenya, Lik Aminah. Demi “misi ibu”-nya, Jamilah pun rela berangkat ke Alaswangi dengan membawa serta kalung berbandul inisial huruf B dan J. Dengan melamar pekerjaan sebagai guru MTs Annur Alaswangi, Jamilah pun memulai “misiibu”-nya. Di sanalah Jamilah bertemu dengan Gus Ba. Dan dari sanalah kemudian rangkaian kejadian mempertemukan Jamilahdan Gus Ba yang kemudian menjadi sepasang suami istri sah, dan dikaruniai
seorang anak balita laki-laki, Gus Abib. Namun, Gus Ba harus menjadi duda beranak satu. Jamilah meninggal dunia. Dan pada hari Jamilah meninggal dunia, kalung yang dipakainya jatuh. Kalung itu ditemukan oleh Sodikin, Lurah
Pondok, yang kemudian dipasrahkan kepada Nyai Salamah. Kalung itu malah dipakai oleh Ning Fat. Gus Badan Ning Fat adalah manusia biasa. Walaupun
mereka berdua hidup di lingkungan pesantren, namun rasa cinta di antara keduanya telah bersemi lama. Cinta Ning Fat kepada Gus Ba sempat terpupus oleh pernikahan Gus Ba dengan Jamilah. Namun, rasa cinta itu kembali menggelora. Pesantren dengan tetap berpegang kanpa dan ilai-nilai pun, melalui tokoh
Kyai Zen dan Nyai Salamah khususnya, memberikan ruang. Dan kemudian kalung itu pun merangkai kembali pertemuan dua pendaman cinta remaja antara Gus Ba dan Ning Fat. Dan setelah selamatan empat puluh hari meninggalnya Jamilah, rangkaian kejadian menggiring pendaman cinta remaja Gus Ba dan Ning Fat menuju pernikahan sah. Selamat membaca.
320 printed pages
Original publication
2025
Publication year
2025
Publisher
PublishDrive
Have you already read it? How did you like it?
👍👎
fb2epub
Drag & drop your files (not more than 5 at once)